Sebagai orang tua dari anak yang bermain sepak bola, rasanya tidak selalu mudah menyaksikan mereka bertanding. Ada rasa bangga, harapan, dan kadang tekanan yang ikut muncul. Tapi tahukah Anda, bahwa sebenarnya orang tua juga bisa merasakan tekanan yang cukup besar saat anak sedang bertanding? Nah, simak beberapa tips ini untuk membantu Anda tetap tenang dan menjadi dukungan terbaik bagi si kecil.
Mengapa Orang Tua Juga Merasakan Tekanan Saat Anak Bertanding?
Saat anak bertanding, banyak pikiran yang muncul di benak orang tua: “Apakah dia akan main bagus?”, “Apa nanti pelatih melihat potensinya?” atau bahkan “Kalau kalah gimana nanti?” Rasa khawatir itu manusiawi, apalagi kalau kita tahu betapa kerasnya proses latihan yang sudah dilalui oleh anak.
Tekanan juga bisa datang dari lingkungan, seperti komentar dari orang lain atau perbandingan dengan pemain lain. Di SSB Putra Dewa misalnya, para orang tua sering saling berbagi pengalaman, tapi tetap diingatkan agar tidak membuat beban tersendiri bagi anak.
Bagaimana Cara Tetap Tenang Saat Tim Sedang Tertinggal atau Anak Tidak Main?
Jangan mudah panik meski tim sedang tertinggal atau anak tidak mendapat kesempatan bermain. Ingat, pertandingan adalah bagian dari proses pembelajaran. Justru dari situ, anak belajar menghadapi tantangan dan membangun karakternya.
Cobalah bernapas dalam-dalam, ingat tujuan awal anak bermain sepak bola yaitu menikmati dan berkembang. Jika merasa gugup, alihkan perhatian sejenak, bicara dengan orang tua lain, atau sekadar minum air putih. Yang penting, jangan tunjukkan frustrasi secara berlebihan di pinggir lapangan.
Apa yang Harus Dikatakan ke Anak Setelah Pertandingan, Baik Menang Maupun Kalah?
Setelah pertandingan, kata-kata yang Anda ucapkan bisa sangat berpengaruh pada semangat anak. Jika menang, jangan hanya puji hasilnya, tapi juga usaha dan kerja samanya. Misalnya, “Bangga lihat kamu nggak menyerah tadi!” atau “Kerja bagus, kamu semua udah main sebagai tim!”
Jika kalah, hindari menyalahkan. Alih-alih, tanyakan pendapatnya, “Kamu puas sama penampilan hari ini?” atau ucapkan dukungan seperti, “Nggak apa-apa, kita belajar lagi besok.”
Yang lebih penting dari segalanya adalah anak merasa didukung tanpa syarat menang maupun kalah.
Kenapa Orang Tua Tidak Perlu Membandingkan Anak dengan Pemain Lain?
Setiap anak punya pace dan jalannya masing-masing. Membandingkan anak dengan pemain lain baik itu soal kemampuan teknis, fisik, atau jam bermain hanya akan menurunkan rasa percaya dirinya. Fokuslah pada perkembangan pribadinya.
Di SSB Putra Dewa, para pelatih selalu mendorong anak-anak untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, bukan tiruan dari pemain lain. Jadi, biarkan anak fokus pada prosesnya, dan Anda sebagai orang tua fokus pada dukungan positif.
Dukungan Tanpa Beban: Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Mendukung, Bukan yang Menuntut
Menjadi orang tua yang suportif itu artinya memberikan ruang bagi anak untuk tumbuh, mencoba, gagal, lalu bangkit lagi tanpa takut dinilai. Tunjukkan antusiasme saat menonton pertandingannya, tepuk tangannya jika ia melakukan hal baik, dan peluk dia setelah pertandingan.
Yang terpenting, tekankan bahwa sepak bola adalah sarana untuk bersenang-senang, belajar disiplin, dan menjalin persahabatan. Hindari menuntut hasil tertentu atau membuatnya merasa harus membayar jerih payah Anda sebagai orang tua.
Kesimpulan
SSB Putra Dewa selalu percaya bahwa keterlibatan orang tua yang positif sangat berpengaruh besar pada perkembangan mental dan kemampuan anak di lapangan. Jadilah penonton yang cerdas, teman yang suportif, dan orang tua yang bijak.
Karena yang sebenarnya ‘bertanding’ bukan cuma si anak di lapangan, tapi juga kita sebagai orang tua yang belajar sabar, percaya, dan mendukung tanpa beban.
